
“Anakku sudah hampir lima tahun tapi belum lancar calistungnya.”
“Santai saja. Tetanggaku masuk SD juga masih buta calistung.”
“Kebetulan sulung dan bungsuku lancar baca tulis usia lima tahun. Begitu masuk SD, les Matematika, lancar jaya.”
Celoteh para orang tua seperti contoh di atas sering kita temui. Terbersit kekhawatiran dari beberapa orang tua ketika anaknya yang akan masuk pendidikan TK belum paham calistung atau baca, tulis, hitung. Lalu apa balita perlu mengukuti les calistung?
Les calistung pada usia balita tidak perlu dilakukan. Pengenalan calistung pada balita sebenarnya hanya sekadar having fun saja. Sebaiknya sebagai orang tua, berdamai dengan hatinya, bijak dalam pola pengasuhan dan menyadari bahwa usia balita belum ada kewajiban bisa lancar calistung. Biarkan anak-anak kita menikmati tumbuh kembang sesuai usianya.
Masa balita adalah masa keemasan untuk mematangkan sensorik dan motorik si kecil. Lebih utama untuk fokus pada pengoptimalan kemampuan sensorik dan motorik sang buah hati.
Balita memiliki kemampuan luar biasa untuk menangkap, menafsirakan, mengidentifikasi lalu menyimpannya dalam memori. Para balita mampu merekam apa yang mereka lihat, mereka dengar lalu menerjemahkan dengan caranya.
Mereka adalah peniru yang ulung, apa yang lingkungan ajarkan akan mudah ditiru begitu saja. Maka pada masa keemasan ini, orang yang mendampingi, harus berhati-hati dalam bertutur kata dan bertingkah laku. Balita ibarat kanvas kosong yang siap dilukis dengan warna apa pun sekehendak pemiliknya.
Di tengah belajar untuk mengasah sensorik bolehlah sesekali boleh diselingi calistung ringan. Calistung tipis-tipis boleh diberikan sambil bermain untuk mengasah motorik sang balita. Sebatas mengenal bentuk huruf, angka, bangun datar, bangun ruang dan lainnya yang dikemas dengan simulasi yang menarik seperti suara dan warna mencolok.
Caranya bisa dengan menyuguhkan video klip lengkap dengan musik pengenalan angka dan huruf lalu mengajak balita merunut garus atau titik sesuai bentuk gambar dengan pensil warna. Balita sudah fokus mengikuti arahan kita itu merupakan hal luar biasa. Balita itu identik dengan bermain. Keaktifannya menjadi ajang untuk tumbuh kembang.
Jika pada masa tumbuh kembang dijejali dengan tuntutan “harus” di setiap geraknya justru akan menjadi penghambat. Lagi pula ada masanya untuk mengasah kecerdasan secara akademis saat sang buah hati masuk sekolah secara formal.
Kalau terpaksa harus mengikuti playgroup, manfaatkan sebagai ajang belajar bersosialisasi. Pendidikan karakter akan didapatkan secara naluriah di playgroup ini dengan kondisi banyak teman dengan berbagai variasi watak dan sikap. Dari sini balita akan mulai mengenal lingkungan dan pergaulannya.
Mendidik anak bukan ajang balapan seperti halnya di sirkuit untuk menentukan siapa yang layak jadi juara. Setiap balita itu hebat dengan segala tingkah yang menggemaskan. Kesempurnaan anak tidak hanya terpancang pada kemampuan calistung terlebih di usia balita.
Masa balita adalah waktu yang tidak mungkin dapat diulang. Sebagai orang tua memang menginginkan yang terbaik untuk generasi penerusnya. Namun harus dipahami, balita bukanlah ajang bagi orang tua untuk memforsir kerja otak. Jangan sampai ada penyesalan kita sebagai orang tua yang egois karena merampas hak tumbuh kembang anak-anak pada periode emas. Mari jaga aset masa depan bangsa dengan bijaksana. Balita yang bahagia adalah balita yang dapat menikmati hak sesuai porsinya.
.
Referensi: rumushitung.com, rumusdasarmatematika.blogspot.co.id, quipper.com, shareitnow.me, pelajaran.co.id, edu24h.net, stringersize.com, kelaspintar.id
.

Nah sahabat Nata itulah “Menjadi Orang Tua Yang Bijak Saat Mengenalkan Calistung Pada Balita”, jika kamu ingin belajar dengan efektif dan efisien dengan cara menghadirkan guru ke rumah, salah satunya ada program bimbel privat di Nata Privat. Guru datang ke rumah siswa dan akan membimbing siswa dalam pembelajaran maupun menjadi partner dalam belajar atau teman dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah. Tunggu apalagi segera daftar di 0813-2425-3386. Semangat!
.