Memahami Proses Terbentuknya Batu Bara

Indonesia dikenal sebagai salah satu negara pengekspor batubara terbesar di dunia. Batubara merupakan salah satu energi terbarukan selain bahan bakar fosil. Batu bara dianggap sebagai bahan bakar industri paling murah, sehingga banyak digunakan oleh industri di berbagai belahan dunia. Lantas, bagaimana proses terbentuknya batu bara?

Menurut The International Hand Book of Coal Petrography, batu bara merupakan batuan sedimen yang mudah terbakar. Batu bara terbentuk dari sisa-sisa tanaman yang diikat oleh proses kompikasi dan terkubur dalam cekungan di kedalaman yang bervariasi. Kandungan karbon dan hidrogen sebagai mineral utama, serta belerang dan oksigen sebagai mineral sekundernya, membuat batu bara mudah terbakar

Ada 2 teori yang menerangkan proses terbentuknya batu bara, yaitu teori in-situ dan teori drift. Apa bedanya?

  • Teori In-situ

Batu bara terbentuk dari tumbuhan atau pohon yang berasal dari hutan dimana batubara tersebut terbentuk. Batu bara yang terbentuk sesuai dengan teori in-situ biasanya terjadi di hutan basah dan berawa, sehingga pohon-pohon di hutan tersebut pada saat mati dan roboh, langsung tenggelam ke dalam rawa tersebut, dan sisa tumbuhan tersebut tidak mengalami pembusukan secara sempurna, dan akhirnya menjadi fosil tumbuhan yang membentuk sedimen organik.

  • Teori Drift

Proses terbentuknya batu bara mengacu pada teori ini adalah berasal dari tumbuhan atau pohon di hutan dan bukan di tempat dimana batu bara tersebut terbentuk. Batu bara yang terbentuk sesuai dengan teori ini biasanya terjadi di delta-delta, mempunyai ciri-ciri lapisan batubara tipis, tidak menerus (splitting), banyak lapisannya (multiple seam), banyak pengotor (kandungan abu cenderung tinggi).

Proses terbentuknya batu bara terdiri dari dua tahap, yaitu tahap biokimia (penggambutan) dan tahap geokimia (pembatubaraan).

Tahapan Terjadinya Batu bara

Tahap penggambutan (peatification) adalah tahap dimana sisa-sisa tumbuhan yang terakumulasi tersimpan dalam kondisi bebas oksigen (anaerobik) di daerah rawa dengan sistem pengeringan yang buruk dan selalu tergenang air pada kedalaman 0,5 – -[10 meter.

Material tumbuhan yang busuk ini melepaskan unsur H, N, O, dan C dalam bentuk senyawa CO2, H2O, dan NH3 untuk menjadi humus. Selanjutnya oleh bakteri anaerobik dan fungi diubah menjadi gambut (Stach, 1982, op cit Susilawati 1992).

Tahap pembatubaraan (coalification) merupakan gabungan proses biologi, kimia, dan fisika yang terjadi karena pengaruh pembebanan dari sedimen yang menutupinya, temperatur, tekanan, dan waktu terhadap komponen organik dari gambut (Stach, 1982, op cit Susilawati 1992).

Pada tahap ini prosentase karbon akan meningkat, sedangkan prosentase hidrogen dan oksigen akan berkurang (Fischer, 1927, op cit Susilawati 1992). Proses ini akan menghasilkan batubara dalam berbagai tingkat kematangan material organiknya mulai dari lignit, sub bituminus, bituminus, semi antrasit, antrasit, hingga meta antrasit.

Faktor Pembentukan Batu bara

Ada tiga faktor yang mempengaruhi proses terbentuknya batu bara, yaitu umur, suhu dan tekanan. Selain itu, mutu endapan batubara juga ditentukan oleh suhu, tekanan serta lama waktu pembentukan, yang disebut sebagai ‘maturitas organik.

Pembentukan batubara dimulai sejak periode pembentukan Karbon (Carboniferous Period) dikenal sebagai zaman batubara pertama yang berlangsung antara 360 juta sampai 290 juta tahun yang lalu.

Proses awalnya, endapan tumbuhan berubah menjadi gambut/peat (C60H6O34) yang selanjutnya berubah menjadi batubara muda (lignite) atau disebut pula batubara coklat (brown coal). Batubara muda adalah batubara dengan jenis maturitas organik rendah.

Setelah mendapat pengaruh suhu dan tekanan yang terus menerus selama jutaan tahun, maka batubara muda akan mengalami perubahan yang secara bertahap menambah maturitas organiknya dan mengubah batubara muda menjadi batubara sub-bituminus (sub-bituminous).

Perubahan kimiawi dan fisika terus berlangsung hingga batubara menjadi lebih keras dan warnanya lebih hitam sehingga membentuk bituminus (bituminous) atau antrasit (anthracite). Dalam kondisi yang tepat, peningkatan maturitas organik yang semakin tinggi terus berlangsung hingga membentuk antrasit.

Dalam proses pembatubaraan, maturitas organik sebenarnya menggambarkan perubahan konsentrasi dari setiap unsur utama pembentuk batubara. Disamping itu semakin tinggi peringkat batubara, maka kadar karbon akan meningkat, sedangkan hidrogen dan oksigen akan berkurang.

Karena tingkat pembatubaraan secara umum dapat diasosiasikan dengan mutu atau mutu batubara, maka batubara dengan tingkat pembatubaraan rendah disebut pula batubara bermutu rendah seperti lignite dan sub-bituminus biasanya lebih lembut dengan materi yang rapuh dan berwarna suram seperti tanah, memiliki tingkat kelembaban (moisture) yang tinggi dan kadar karbon yang rendah, sehingga kandungan energinya juga rendah.

Dimana, semakin tinggi mutu batubara, umumnya akan semakin keras dan kompak, serta warnanya akan semakin hitam mengkilat. Selain itu, kelembabannya pun akan berkurang sedangkan kadar karbonnya akan meningkat, sehingga kandungan energinya juga semakin besar.

.

Referensi: rumushitung.com, rumusdasarmatematika.blogspot.co.id, quipper.com, shareitnow.me, pelajaran.co.id, edu24h.net, stringersize.com, kelaspintar.id

.

This image has an empty alt attribute; its file name is iklan-nempel-di-post-1024x225.jpg

Nah sahabat Nata itulah Proses Terbentuknya Batu Bara, jika kamu ingin belajar dengan efektif dan efisien dengan cara menghadirkan guru ke rumah, salah satunya ada program bimbel privat di Nata Privat. Guru datang ke rumah siswa dan akan membimbing siswa dalam pembelajaran maupun menjadi partner dalam belajar atau teman dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah. Tunggu apalagi segera daftar di 0813-2425-3386. Semangat!

.

Tags: bimbel privat bandung, bimbel privat jakarta, bimbel privat bogor, bimbel privat depok, bimbel privat tangerang, bimbel privat bekasi, les privat bandung, les privat jakarta, les privat bogor, les privat depok, les privat tangerang, les privat bekasi, guru privat bandung, guru privat jakarta, guru privat bogor, guru privat depok, guru privat tangerang, guru privat bekasi, guru les privat bandung, guru les privat jakarta, guru les privat bogor, guru les privat depok, guru les privat tangerang, guru les privat bekasi, guru privat ke rumah, les privat, guru privat, guru les privat, les privat sbmptn, les privat sbmptn, les privat utbk, les privat matematika, les privat kimia, les privat fisika, les privat bahasa, les privat ngaji, les privat tahsin

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *